Monday, July 30, 2007

Bergeraklah...

Bergeraklah…Jangan berhenti. Bukan hanya karena berhenti akan menghambat laju kemajuan Anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa Anda tak akan pernah bisa berhenti. Meski Anda berdiam diri disitu, bumi tetap mengajak Anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, dan berkaryalah. Air yang tak bergerak lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih gampang berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini. Jangan berhenti berkarya.

Hidup adalah perjuangan. Perjuangan dalam mencari jati diri, perjuangan dalam membentuk pribadi islami, perjuangan dalam membentuk lingkungan yang shalih, perjuangan dalam membangun peradaban masyarakat yang islami. Perjuangan adalah awal dari kenyataan dan kenyataanlah yang akan mengantarkan perjuangan. Berperanlah dengan maksimal, torehkan prestasi-prestasi terbaik, raih dan isilah celah-celah strategis disana. Ukirlah sejarah dengan semangat tanpa titik yang aktornya adalah Anda yang senantiasa mengalirkan obsesi2 kemenangan, hentakan-hentakan kemauan, peta-peta strategis, garis-garis kebijakan yang membuncah laksana gelombang.

Prestasi adalah sebuah pergerakan yang terus menerus dinamis tak kenal henti menuju tangga-tangga perbaikan. Hidup itu sendiri adalah gerak, tak bergerak berarti mati. Potensi kita ibarat air (dikutip dari: Zero to Hero, karangan: Solikhin Abu Izzuddin). Bila menggenang maka ia akan berubah warnanya. Bila mengalir akan menyuburkan. Bila bergerak akan menghidupkan. Bila dikelola akan memberikan kemanfaatan. Bila dibiarkan akan membahayakan. Air adalah salah satu rahasia Allah yang tak ada habisnya. Ia menyimpan rahasia yang menghidupkan jiwa. Allah menegaskannya, “Sesungguhnya kami jadikan air itu segala sesuatu itu hidup”. Di dalamnya tersimpan potensi “raksasa”. Menjadi kekuatan dahsyat yang deras tersimpan dalam sebuah bendungan. Bagaikan air artesis di dalam tanah yang siap memancar ke segala arah. Akan tetapi derasnya aliran air tidak boleh dibiarkan mengalir begitu saja tanpa arah yang jelas, sehingga menjadi air bah, banjir, menggilas apa saja yang dijumpai kemudian merusaknya. Tanaman, hewan ternak, rumah, perkampungan, desa, kota, harta benda semua akan musnah manakala air “deras” yang mengalir itu tidak dibendung, ditata, dan diarahkan. Atau lebih tepatnya dimenej.

Bergeraklah dan terus bergeraklah. Karena dengan bergerak segalanya menjadi indah dan hidup. Bahagiakan dirimu dengan membawa kebahagiaan orang lain. Jangan kau siksa dirimu hanya dengan diam. Sebab bila air itu berhenti, mampet, bikin bau tak enak dan mengandung nyamuk-nyamuk bertelur. Penyakitlah akibatnya. Ketahuilah...orang yang malas akan terhalang. Orang yang menganggur akan menyesal. Orang yang diam akan mematikan. Bergerak akan mendatangkan keberkahan. Orang yang berusaha dan berjalan maka ia akan mengalahkan banyak orang.

Amal yang dilakukan seperti air yang menetes terus menerus. Dr. Aidh Al-Qarni dengan indah menggambakarnya: “tetesan demi tetesan akan menjadi sungai, dirham demi dirhama akan menjadi harta, kertas demi kertas akan menjadi buku. Dan waktu demi waktu yang dilewati akan menjadi umur.” Jadi prestasi yang dihasilkan merupakan kontribusi kontinyu yang dilakukan tak kenal lelah tak kenal henti. Bersegeralah...sebagaimana Imam Syahid Hasan Al Banna mewasiatkan dalam salah satu dari 10 wasiatnya: “Ketahuilah bahwa kewajiban lebih banyak dari waktu yang terluang maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika Anda punya kepentingan (tugas) selesaikanlah dengan segera". Bersegeralah....dan bersegeralah...beramal sebelum habis sisa umur dan selesai penulisan amal, saat dimana tak tersisa lagi kesempatan beramal di waktu malam maupun siang.

Jadilah seperti air, bergerak dan terus bergeraklah. Kalau tidak bergerak, diamnya air itu membahayakan, bisa-bisa bikin orang tenggelam. Sekaranglah saatnya untuk meniti prestasi dan menata diri demi esok yang telah menanti. Ibnu Umar berkata: “jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.”(HR. Bukhari).

Bagaikan air Begitu juga dengan hidup ini, perlu adanya suatu gerakan yang dinamis. Ketika semua benda di dunia ini terus melakukan pergerakan baik yang bernyawa atau tidak, apakah pergerakan tersebut seiring dengan prestasi2 ke arah yang lebih baik ataukah sebaliknya. Dinamismelah yang menjamin sebuah keberhasilan, statismelah yang mengakibatkan kehancuran. Dinamisme muncul dari semangat yang tinggi untuk melakukan yang terbaik. So, Let’s Move bro.....!!!!!Allahu akbar!!!

1 comment:

febry said...

Assalamu'alaikum..
So inspiring. Alm Ust Rahmat Abdullah dalam satu edisi tulisannya di majalah Tarbawi 2001 menulis "Apa yang membuat manusia tahan pada kematian. air pada kebusukan dan dahan pada kelapukan? Jawabnya adalah gerak". Pergerakan adalah pertanda kehidupan, refleksi dan aktualisasi diri. Moving forward, brother.

Ngomong2 mengenai buku, sudah baca "Sudahkah kita Tarbiyah?"-nya Eko Novianto? Salah satu buku bergizi yang saya rekomendasikan untuk dibaca (kalau belum baca. Pernah ana bahas di satu postingan tapi baru satu edisi.
Wassalamu'alaikum